Strategi Efektif Menerapkan Metode Pembelajaran Digital untuk Anak

metode pembelajaran digital

Berkembangnya zaman, metode pembelajaran untuk anak juga sudah banyak yang berbasis digital. Bagaimana strateginya? Simak artikel ini!

Pada era serba teknologi seperti sekarang, anak-anak tidak hanya belajar lewat buku, tetapi juga melalui metode pembelajaran digital. Kehadiran gawai, aplikasi, dan internet membuat belajar bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun, agar benar-benar efektif, orang tua dan guru perlu tahu strategi yang tepat supaya anak tetap fokus, semangat, dan tidak kecanduan layar.

 

Apa Itu Metode Pembelajaran Digital?

Metode pembelajaran digital adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan media digital untuk menyampaikan materi ajar dengan tujuan agar pembelajaran menjadi lebih praktis, fleksibel, dan dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Metode ini memungkinkan peserta didik belajar sesuai kebutuhan masing-masing.

Pembelajaran digital melibatkan penggunaan perangkat seperti laptop, tablet, atau aplikasi belajar yang terhubung ke internet. Dengan cara ini, guru dan murid bisa tetap berkomunikasi, berinteraksi, bahkan bekerja sama meskipun berada di tempat yang berbeda.

Tidak hanya bagi guru dan murid, metode pembelajaran digital juga tersedia untuk orang tua dan anak. Banyak sekali media pembelajaran digital seperti video edukatif dan permainan yang dapat diakses dengan mudah.

anak menonton video

Anak menonton video (Sumber: pexels.com)

 

Mengapa Pembelajaran Digital Penting?

Metode pembelajaran digital penting untuk anak karena anak-anak hidup di era digital, sehingga mengenalkan pembelajaran digital sejak dini membuat mereka lebih siap menghadapi tantangan dan peluang dunia modern yang semakin dipengaruhi teknologi digital.

Pembelajaran digital juga dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi anak dengan menyediakan media yang interaktif dan menyenangkan, seperti aplikasi, video, dan animasi pembelajaran yang menarik.

Penggunaan teknologi dapat meningkatkan motivasi belajar karena anak-anak cenderung tertarik dengan hal-hal baru dan teknologi yang interaktif. Selain itu, pembelajaran digital juga mendukung pengembangan keterampilan motorik halus melalui penggunaan perangkat digital seperti komputer atau tablet.

Dengan demikian, metode pembelajaran digital dapat membantu anak anak mengembangkan pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan abad 21 serta menyesuaikan dengan gaya hidup dan tuntutan zaman saat ini.

Baca juga: Tahap Kemampuan Kognitif pada Anak & Cara Meningkatkannya

 

Karakteristik Anak dalam Pembelajaran Digital

Karakteristik belajar anak beragam, ada yang fokus dan ada juga yang mudah terdistraksi. Ada anak yang lebih paham belajar dengan menonton, ada yang lebih bisa paham dengan mendengar, ada pula yang kedua-duanya.

Beberapa anak lebih suka belajar melalui penglihatan seperti melihat gambar, diagram, video, warna, dan ilustrasi yang membantu mereka memahami materi. Mereka suka membaca dan lebih tertarik pada materi yang dilengkapi gambar, ilustrasi, atau multimedia interaktif.

Tidak hanya itu, ada juga anak yang lebih mudah memahami dan mengingat informasi yang disampaikan secara lisan, seperti penjelasan guru, cerita, atau diskusi. Mereka lebih cepat menangkap instruksi yang disampaikan secara verbal dibandingkan yang hanya ditulis atau diberikan tanpa penjelasan lisan.

Beberapa anak bahkan ada yang lebih senang belajar dengan cara bergerak, melakukan aktivitas fisik, dan merasakan pengalaman belajar secara langsung (praktik). Mereka biasanya tidak mudah diam atau duduk berlama-lama dan cenderung ingin peragaan agar bisa lebih paham.

Beragamnya karakteristik anak dalam belajar menjadi perhatian pula bagi orang tua untuk memilih gaya belajar yang cocok, entah itu visual, auditori, atau kinestetik.

nonton video

Tontonan video (Sumber: pexels.com)

Baca juga: Apa Perbedaan Motorik Kasar dan Halus? Ini Contohnya

 

Perbedaan Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik

Dari bahasan karakteristik belajar anak di atas, telah disinggung fenomena gaya belajar visual, audiotori, dan kinestetik. Berikut perbedaan  di antara ketiganya.

1. Visual

Gaya belajar visual adalah proses pembelajaran yang mengandalkan indera penglihatan sebagai media utama untuk menerima dan memproses informasi. Individu dengan gaya belajar visual lebih mudah memahami dan mengingat gagasan, konsep, data, atau informasi yang dikemas dalam bentuk gambar, diagram, grafik, atau video.

Anak-anak dengan tipe gaya belajar ini cenderung memiliki memori yang kuat terhadap hal-hal yang mereka lihat dibandingkan dengan yang hanya didengar. Mereka juga cenderung lebih bisa memahami materi dengan membaca daripada mendengar penjelasan.

Strategi belajar untuk anak yang memiliki gaya belajar ini yaitu menggunakan media visual seperti gambar, grafik, dan diagram. Dengan begitu, anak lebih bisa memahami penjelasan dengan baik.

 

2. Audiotori

Gaya belajar auditori adalah tipe belajar di mana seseorang lebih mengandalkan indera pendengaran untuk menangkap dan memahami informasi. Individu dengan gaya belajar auditori belajar secara efektif melalui mendengarkan penjelasan, ceramah, diskusi, dan instruksi verbal.

Berbeda dengan gaya visual, anak dengan gaya belajar ini cenderung lebih mudah menyerap dan mengingat materi pelajaran melalui suara dan ucapan daripada melalui teks atau gambar. Mereka lebih cepat memahami materi dengan mendengarkan penjelasan secara langsung.

Strategi belajar anak dengan tipe gaya belajar ini bisa diterapkan dengan mendengarkan penjelasan, diskusi, rekaman suara, lagu atau cerita sebagai bahan belajar. Penting untuk memfasilitasi media yang dibutuhkan supaya anak bisa belajar dengan baik.

 

3. Kinestetik

Gaya belajar kinestetik adalah tipe pembelajaran di mana seseorang lebih efektif belajar melalui gerakan fisik, aktivitas tangan, dan pengalaman langsung. Orang dengan gaya belajar ini cenderung lebih mudah memahami dan mengingat informasi ketika mereka terlibat aktif secara fisik, seperti menyentuh, mencoba, mempraktikkan sesuatu, atau melakukan eksperimen.

Anak dengan gaya belajar ini biasanya lebih suka banyak bergerak, tidak betah berlama-lama duduk. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dengan melakukan aktivitas fisik daripada hanya membaca atau mendengar.

Strategi belajar anak dengan tipe gaya belajar ini bisa diterapkan dengan praktik langsung, eksperimen, menggunakan alat peraga, dan aktivitas motorik. Singkatnya, anak kinestetik lebih suka praktik ketimbang hanya baca atau tulis.

 

Strategi Efektif Pembelajaran Digital

pendampingan anak dalam teknologi

Pendampingan anak dalam teknologi (Sumber: pexels.com)

1. Pilih Platform yang Tepat

Orang tua atau guru mesti memilih aplikasi yang ramah anak, sesuai usia, dan mudah digunakan. Pertimbangkan juga fitur keamanan dan kenyamanannya, seperti tidak terlalu banyak iklan yang bisa mendistraksi fokus anak.

Sekarang sudah banyak sekali aplikasi yang ramah anak dan bisa disesuaikan dengan jenjang belajar anak. Selain itu, banyak juga aplikasi yang menyediakan pembelajaran yang juga sambil bermain.

Tidak hanya aplikasi belajar formal seperti menghitung dan mengeja, para orang tua juga dianjurkan mengakses aplikasi belajar di luar kemampuan akademik seperti melatih fokus, konsentrasi, dan pemecahan masalah berbasis permainan. Contohnya yaitu permainan menemukan jalan keluar dari labirin, permainan menjodohkan objek, dan lain sebagainya.

 

2. Buat Jadwal Belajar yang Teratur

Susun jadwal agar konsistensi anak terjaga. Pastikan juga waktu belajarnya seimbang dengan waktu bermainnya. Apabila memungkinkan, orang tua bisa menyusun kegiatan bermain tetapi sekaligus belajar.

Adapun rekomendasi durasi belajar anak di depan layar bisa diterapkan sekitar 20 – 30 menit per sesi. Hal ini bertujuan agar mata anak tidak lelah akibat terlalu lama menatap layar. Jangan terlewat juga atur waktu istirahat anak.

 

3. Jadilah Contoh Penggunaan Teknologi yang Baik untuk Anak

Orang tua harus memodelkan penggunaan gadget dengan bijak agar anak meniru sikap yang positif dalam memanfaatkan teknologi. Dampingi proses belajar anak menggunakan media digital agar mencegah risiko kecanduan. Selain itu, tanamkan pemahaman kepada anak tentang pengelolaan teknologi yang bijak, seperti tidak mengakses tautan sembarangan dan terlalu lama menggunakan gawai.

 

4. Ubah Belajar Jadi Pengalaman Menyenangkan

Orang tua bisa mengombinasikan aktivitas luring dan digital untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkesan, seperti treasure hunt. Daftar misi untuk treasure hunt bisa disusun secara manual, menyesuaikan kondisi yang ada, sedangkan untuk isi dari misi-misinya bisa melibatkan pembelajaran digital, seperti menyelesaikan tiga soal matematika di perangkat lunak/aplikasi. Ketika misi sudah diselesaikan, orang bisa dapat memberikan reward berupa bintang. Apabila semua bintang berhasil terkumpul, orang tua dapat menghadiahi anak berupa es krim atau lainnya.

 

5. Terapkan Pembelajaran yang Interaktif dan Menyenangkan

Gunakan multimedia, gim edukasi, simulasi, dan video pendek yang menarik untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman anak. Orang tua dapat memanfaatkan video edukasi animasi, audio narasi yang menarik, dan grafik warna-warni memudahkan anak memahami konsep secara visual dan audio sekaligus. Selain itu, anak juga bisa mengakses gim yang mengandung unsur pembelajaran seperti puzzle, kuis interaktif, dan simulasi yang menantang anak berpikir kreatif dan kritis sambil bermain.

 

6. Sesuaikan dengan Gaya Belajar Anak

Jadikan lebih semangat dengan gaya belajar yang cocok dengan dirinya. Misalnya, anak kinestetik akan mudah bosan kalau hanya diminta membaca, tapi jadi antusias kalau diajak praktik.

Meski demikian, mengajak anak menyelami gaya belajar lain juga penting agar anak bisa beradaptasi di sekolah nanti, yang mana memang biasanya mengombinasikan gaya belajar.

Solusi dari masalah ini yaitu jalan tengah multimodal learning, yaitu mengutamakan gaya belajar dominan anak, tapi lengkapi dengan unsur lain. Misalnya anak kinestetik tetap diberi banyak aktivitas praktik, tapi tambahkan video (visual) dan instruksi suara (auditori) agar lebih utuh.

 

7. Jaga Keseimbangan Aktivitas Luring dan Daring

Menjaga keseimbangan antara aktivitas belajar luring  dan daring sangat penting bagi anak. Meski pembelajaran digital menawarkan banyak manfaat, terlalu lama menatap layar bisa membuat anak lelah, bahkan berisiko kecanduan gawai.

Oleh karena itu, waktu belajar daring sebaiknya diimbangi dengan kegiatan luring seperti berolahraga, bermain di luar ruangan, atau membaca buku cetak. Aktivitas fisik membantu menjaga kesehatan tubuh dan konsentrasi, sementara interaksi langsung dengan lingkungan sekitar melatih keterampilan sosial anak.

Dengan kombinasi yang seimbang, anak tidak hanya mendapatkan pengetahuan dari dunia digital, tetapi juga tumbuh sehat, aktif, dan lebih seimbang dalam kehidupannya sehari-hari.

Baca juga: Tips Mendampingi Anak Mengerjakan Tugas Sekolah di Rumah

Penerapan metode pembelajaran digital akan semakin maksimal jika disesuaikan dengan karakter dan gaya belajar anak, sekaligus tetap menjaga keseimbangan antara aktivitas luring dan daring. Dengan cara ini, anak bukan hanya memahami materi, tapi juga bisa berkembang lebih aktif, kreatif, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Ingin anak merasakan pengalaman belajar digital yang interaktif, menyenangkan, dan terarah? Yuk, segera daftar di Alta Global School by Ruangguru! Di sini anak bisa belajar dengan sistem blended learning, gabungan pembelajaran daring dan luring, mulai dari preschool sampai high school. Jadikan anak lebih siap menghadapi masa depan cemerlang bersama AGS!

 

Want the Best for Your Child?
We are Here to help!

Get free consultation and discover a hybrid international-standard learning experience for your child. Fill out the form now!

Jotform Alta Global School Jotform Alta Global School
Elvina Sarah Nur Alvia

Have enthusiasm in writing and sharing good things to people. :)